*****
Pada
tahun 1903, bertempat di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ngabeni
Surodiwirjo membentuk persaudaraan yang anggota keluarganya disebut
“Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya disebut
“Djojo Gendilo”
Tahun
1912, Ki Ngabeni Surodiwirjo berhenti bekerja karrena merasa kecewa
disebabkan seringkali atasannya tidak menepati janji. Selain itu suasana
mulai tidak menyenangkan karena pemeintah Hindia Belanda menaruh
curiga; mengingat beliau pernah melempar seorang pelaut Belanda ke
sungai dan beliau telah membentuk perkumpulan pencak silat sebagai alat
pembela diri, ditambah pula beliau adalah seorang pemberani, Pemerintah
Hindia Belanda mulai kwatir, beliau akan mampu membentuk kekuatan bangsa
Indonesia dan menentang mereka. Setelah keluar dari pekerjaannya,
beliau pergi ke Tegal.
Tahun
1914, Ki Ngabehi Surodiwirjo kembali ke Surabaya dan bekerja di
Djawatan Kereta Api Kalimas, dan tahun 1915 pindah ke bengkel Kereta Api
Madiun. Disini beliau mengaktifkan lagi Persaudaraan yang telah
dibentuk di Surabaya, yaitu “Sedulur Tunggal Ketjer”, hanya pencak
silatnya sekarang disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo”. Sedangkan pada
tahun 1917, nama – nama tersebut disesuaikan denngan keadaan zaman
diganti menjadi nama “Perssaudaan Setia Hati”
Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Salah
satu murud Ki Ngabehi Surodiwirjo yang militan dan cukup tangguh, yaitu
Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat perlunya suatu organisasi
untuk mengatur dan menertibkan personil maupun materi pelajaran Setia
Hati, untuk itu beliau meohon doa restu kepada Ki Ngabehi Surodiwirjo.
Ki Ngabehi Surodiwirjo memberi doa restu atas maksud tersebut., karena
menurut pendapat beliau hal – hal seperti itu adalah tugas dan kewajiban
anak muridnya, sedangkan tugas beliau hanyalah “menurunkan ilmu SH”.
Selain itu Ki Ngabehi Surodiwirjo berpesan kepada Ki Hadjar Hardjo
Oetomo agar jangan memakai nama SH dahulu.
Setelah
mendapat ijin dari Ki Ngabehi Surodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada
tahun 1922 mengembangkan ilmu SH dengan nama Pencak Silat Club (P. S.
C).
Karena
Ki hadjar Hardjo Oetomo adalah orang SH, dan ilmu yang diajarkan adalah
ilmu SH, maka lama – kelamaan beliau merasa kurang sreg mengembangkan
ilmu SH dengan memakai nama lain, bukan nama SH. Kembali beliau
menghadap Ki Ngabehi Surodiwirjo menyampaikan uneg – unegnya tersebut
dan sekalian mohon untuk diperkenankan memakai nama SH dalam
perguruannya. Oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo maksud beliau direstui, dengan
pesan jangan memakai nama SH saja, agar ada bedanya. Maka Pencak Silat
Club oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo diganti dengan nama “SETIA HATI MUDA”
(S. H. M).
Peranan Ki Hadjar Hardjo Oetomo Sebagai Perintis Kemerdekaan
Ki
Hadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan yang
ada pada waktu antara lain perguruan Taman Siswo, Perguruan Boedi Oetomo
dan lain – lain. Dalam mengajarkan ilmu SH beliau diantaranya adalah
menamakan suatu sikap hidup, ialah “kita tidak mau menindas orang lain
dan tidak mau ditindas oleh orang lain”. Walaupun pada waktu itu setiap
mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar, karena apabila ada
patroli Belanda lewat mereka segera bersembunyi; tetapi dengan dasar
sikap hidup tersebut murid – murid beliau akhirnya menjadi pendekar –
pendekar bangsa yang gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme
Belanda. Dibandingkan keadaan latihan masa lalu yang berbeda dengan
keadaan latihan saat ini, seharusnya murid – murid SH lebih baik mutu
dan segalanya dari pada murid – murid SH yang lalu. Melihat sepak
terjang murid – murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang dipandang cukup
membahayakan, maka Belanda segera menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo
bersama beberapa orang muridnya, dan selanjutnya dibuang ke Digul.
Pembuangan Ki Hadjar Hadjo Oetomo ke Digul berlangsung sampai dua kali,
karena tidak jera – jeranya beliau mengobarkan semangat perlawanan
menentang penjajah.
Selain
membuang Ki Hadjar hardjo Oetomo ke Digul, Pemerintah Hindia Belanda
yang terkenal dengan caranya yang licik telah berusaha memolitisir SH
Muda dengan menjuluki SHM bukan SH Muda, melainkan SH Merah; Merah
disini maksudnya adalah Komunis. Dengan demikian pemerintah Belanda
berusaha menyudutkan SH dengan harapan SH ditakuti dan dibenci oleh
masyarakat dan bangsa Indonesia. Menanggapi sikap penjajah Belanda yang
memolitisir nama SH Muda dengan nama SH Merah, maka Ki Hadjar Hardjo
Oetomo segera merubah nama SH Muda menjadi “Persaudaan Setia Hati
Terate” hingga sampai sekarang ini.
Melihat
jasa – jasa Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut, maka pemerintah Indonesia
mengakui beliau sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” , dan
memberikan uang pensiun setiap bulan sebesar Rp. 50.000,00 yang
diterimakan kepada isteri beliau semasa masih hidup.
Setelah
meninggal dunia, beliau dimakamkan di makam “Pilangbango”, yang
terlatak di sebelah Timur Kotamadya Madiun, dari Terminal Madiun menuju
ke arah Timur. Beliau mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu seorang putri
yang diperisteri oleh bapak Gunawan, dan Seorang putra yang bernama
bapak “Harsono” sekarang berkediaman di jalan Pemuda no. 17 Surabaya.
Ibu Hardjo Oetomo meninggal pada bulan September 1986 di tempat
kediamannya, di desa Pilangbango Madiun.
Ki Ngabei Soerodiwirjo
1869
Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu
Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.
Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:
1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)
2. Noto (Gunari), di Surabaya
3. Adi (Soeradi), di Aceh
4. Wongsoharjo, di Madiun
5. Kartodiwirjo, di Jombang
Saudara
laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai
Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong
di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.
1883
Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5
tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi
Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah
dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.
1884
Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi
Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar
mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran
beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.
1885
Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun,
beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar
Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah
jurus-jurs seperti:
² Cimande
² Cikalong
² Cipetir
² Cibeduyut
² Cimelaya
² Ciampas
² Sumedangan
1886
Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau
memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai
jurus-jurus seperti:
² Betawen
² Kwitang
² Monyetan
² Permainan Toya (Stok spel)
1887
Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana
beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti
jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau
ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang
pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap
memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya
berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa
Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat
merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan
kebudayaan rakyat setempat.
Selanjutnya
beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang
bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota
Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah
Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama
Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah
pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.
1897
Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang.
Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam
(Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana,
dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH
SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis
pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut
berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli
Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar
dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di
kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama
Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).
Kemudiaan
pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk
Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari
daerah Padang, yaitu:
² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)
² Fort de Kock
² Alang – Lawas
² Lintau
² Alang
² Simpai
² Sterlak
Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.
Selanjutnya,
Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan
dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja
Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari
PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.
v PERkimpoiAN
Akhirnya
bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan
menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan
demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang
ahli Tasawuf. Dari perkimpoian ini, beliau belum berhasil mendapatkan
keturunan.
1898
Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu
adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.
Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::
² Jurus Kucingan
² Jurus Permainan Binja
Pada
tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G.
Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati
oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::
“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”
“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”
1900
Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau
bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo
bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah
ke Bandung.
1903
Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga
mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya
dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana
sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing
1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.
v PERkimpoiAN KE II
1905
Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkimpoian dengan Ibu
Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari
perkimpoiannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri,
dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..
1912
Beliau berhenti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa
kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian
pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu
Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.
1914
Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya.
Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di
Desa Winongo Madiun.
1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.
1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.
1944
Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara
Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya
wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo
tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo.
Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta
dikelilingi bunga melati.
“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”
Sehabis
pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk
memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan
diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)
CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.
PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:
1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.
2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..
*****
Ke – SH – an
Persaudaraan Setia Hati “ Terate “
# DASAR DAN TUJUAN :
Dasar dari pada Setia Hati Terate ialah Persaudaraan.
Sedangkan tujuannya ialah ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah. Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate disamping ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah juga mengajarkan bela diri pencak silat, dimana didalamnya terkandung unsure-unsur Olah Raga dan seni Beladiri, merupakan seni budaya bangsa Indonesia. Yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.
Dengan keberadaannya Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, yang didalamnya berpijak pada Panca Dasar dan Tujuan.
A. Panca Dasar : 1. Persaudaraan.
2. Olah Raga.
3. Bela diri.
4. Kesenian.
5. Kerokhanian/Kebatinan.
B. TUJUAN : Ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah.
A. 1. PESAUDARAAN : ( Dasar )
Sebagai Dasar Pertama Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah Persaudaraan.
Yaitu Persaudaraan kekal dan abadi atau dalam bahasa jawa sedulur tunggal banyu, atau Persaudaraan seperti saudara kandung, se-ayah dan se-ibu.
Persaudaraan yang tidak memandang nilai-nilai keduniawian, pangkat, derajat, kaya miskin, martabat, kesemuanya atas dasar sama-sama makhlik Tuhan Yang Maha Esa.
2. Olah Raga :
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate mengajarkan Pencak silat maka jelas didalamnya terkandung unsure olah raga.
* Istilah asing mengatakan : MENSANA IN CORPORESANO, didalam tubuh yang sehat bersemayam jiwa yang sehat pula.
Secara nyata Setia Hati Terate ikut menciptakan manusia yang sehat lahir maupun batin.
3. Bela Diri :
Pelajaran Pencak Silat didalamnya terkandung unsure seni beladiri. Karena itu Pencak Silat berfungsi sebagai alat membela diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Dimna Pencak Silat ini adalah warisan budaya bangsa Indonesia, maka kita berkewajiban melestarikan, sekaligus mengembangkannya.
- Kita ingat kata-kata yang mengatakan :
- Bangsa yang tidak sudi menghargai kebudayaanya sendiri, adalah bangsa yang terjajah jiwanya.
- Bangsa yang terjajah jiwanya adalah bangsa yang mudah terombang-ambing, yaitu bangsa yang
tidak mempuyai pedoman hidup.
4. Kesenian :
Pencak Silat didalamnya terkandung unsure seni. Dengan demikian Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, ikut menciptakan pula manusia yang mengerti akan keindahan dan nilai-nilai kepribadian Nasional.
5. Kerokhanian/Kebatinan :
Merupakan tujuan akhir dari pada Panca Dasar ini dimana kebathinan atau kerokhanian tersebut berpijak pada keaslian. Karena itu Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate menerima segala sesuatu atas dasar ridho Tuhan Yang Maha Esa, atau dalam bahasa jawa ( Nrimo ing Pandum ).
Dengan harapan tercapainya keselamatan, kenikmatan rokhani, kebahagiaan dunia akhirat. Karena itu Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, tidak mengajarkan ilmu karang ( Ilmu Hitam ).
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Organisasi yang tidak ber-Afilasi kepada partai ataupun golongan apa saja, ini semata-mata demi kelestarian Organisasi Persaudaraan.
Tetapi individunya berhak menentukan pilihannya, yang penting tidak menggunakan identitas Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate.
B. TUJUAN :
Tujuan dari pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah :
1. Persaudaraan.
2. Ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah.
- Manusia yang berbudi luhur, adalah manusia yang tidak selalu mementingkan diri-sendiri. Ia selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
- Manusia yang berbudi luhur selalu memperhatikan norma sebagai manusia hamba Tuhan, diantaranya :
1.Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berbakti kepada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu.
3. Berbakti kepada guru.
4. Kasih sayang dengan Se-samanya.
1.Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa :
Ia selalu mensyukuri nikmat Tuhan, menjalankan perintah-perintahnya dan menjahui larangan-larangannya ( Taqwa ).
2. Berbakti kepada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu :
Kita berkewajiban berbakti kepada ibu dan bapak karena ibu adalah orang yang paling berjasa. Ia telah menyusui kita, ia telah mengandung selama 9 bulan 10 hari dalam keadaan lemah dan semakin lemah, ia penuh dengan pengorbanan- pengorbanan demi anaknya yang masih kecil. Kemudian ia berkewajiban memelihara,mendidik dan lain-lain.
Sedangkan Ayah, ia adalah seorang yang telah mencukupi kebutuhan hidup kita, ia yang mencari nafkah. Karena itu wajiblah kita berterima kasih dan bakti padanya
- Kata-kata mutiara : “Sorga dibawah telapak kaki ibu”
Karena itu setelah kita berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Taqwa ) berbaktilah pada ibu, ibu dan ibu kemudian Ayah.
- Salah dan benar :
Didalam hukum Setia Hati Terate diutamakan norma-norma ukuran benar dan salah. Norma-norma tersebut adalah :
a. Apabila benarnya lebih banyak dari salahnya disebut benar.
b. Apabila salahnya lebih banyak daripada benarnya disebut salah.
Kebenaran ada dua macam 9 menurut ajaran Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ) :
a. Benarnya Sendiri
b. Benarnya Umum
Dalam hal ini benarnya sendiri dapat menjadi benarnya umum.
PENDALAMAN.
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Organisasi yang tidak ber Afiliasi kepada partai maupun golongan. Akan tetapi, Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres th 1970, telah bertekat bulat untuk menjaga sekaligus menumpas kepada sipa saja yang akan merusak dasar Negara yaitu Pancasila.
Sebagaimana didalam ADRT hasil kongres disitu disebut bahwa landasan idiil Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah Pancasila.
Sedangkan landasan strukturelnya ialah UUD th 1945. jelas disini bahwa Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Persaudaraan semata.
RIWAYAT/SEJARAH BERDIRINYA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE.
Ki Ageng Soerodiwiryo nama kecilnya Mas Mohammad Masdan, dilahirkan pada th. 1876 M, putra sulung Ki Ngabei Soeromiharjo, mantri cacar di Ngimbang ( Jombang ).
Pada usia 14 tahun Ki Ageng Soerodiwiryo lulus SR ( sekarang SD ) diambil putra oleh pamannya, Wedono Wonokromo. Dan pada usia 15 tahun beliau ikut seorang kontrolir Belanda dan diberi pekerjaan sebagai magang ( Capeg sekarang ).
Pada usia belia beliau mengaji agama Islam di Pondok Tebu Ireng ( Jombang ) dan disinilah beliau memulai belajar pencak silat.
Pada tahun 1892 beliau pindah ke Bandung didaerah parahiyangan ini beliau berkesempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Beliau adal;ah seorang yang berbakat, dan berkemauan keras dan dapat berfikir cepat, dan beliau dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan.
Tahun 1893 beliau dipindah ke Jakarta. Dikota Betawi inilah beliau dapat mempergunakan waktunya yang hanya satu tahun untuk menambah pengetahuannya dalam ilmu pencak silat.
Tahun 1894 Ki Ageng yang pad usia 18 tahun pindah ke Bengkulu, 6 bulan kemudian pindah ke Padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng juga memperdalam dan menambah pengetahuannya dalam dunia pencak silat salah satu gurunya ialah Datuk Rajo Batuah. Datuk ini disamping mengajarkan pencak silat juga mengajarkan ilmu kerokhanian dimana wejangan (ilmu kerokhanian ) ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II. Setelah banyak memperdalam pencak silat di daerah Bengkulu ini, beliau merantau ke Aceh. Di Aceh ini beliau berguru kepada beberapa guru diantaranya : Tengku Achmat Mulia Brahim, Gusti Kenongo Mangga Tengah dan Cik Bedoyo.
Tahun 1902 beliau kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota Polisi dengan pangkat mayor Polisi dan pada tahun 1903 M di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng mendirikan perkumpulan yang mula-mula diberi nama “SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya “JOYO GEDILO” dan pada tahun 1917 berdirilah “PERSAUDARAAN SETIA HATI” ( SH ) yang berpusat di Madiun sampai kini.
Ki Ageng Soerodiwiryo wafat pada Jum’at legi, tanggal 10 Nopember 1944, dimakamkan di makam Winongo madiun.
SETIA HATI “ TERATE “
Murid pertama bernama Harjoutomo dan Munandar, oleh Ki Ageng Soerodiwiryo dipercaya untuk mengembangkan ilmu SH, namun pada waktu itu jaman penjajahan Belanda, sehingga tidak bebas untuk bergerak. Sebab perkumpulan-perkumpulan latihan beladiri di anggap membakar semangat rakyat untuk melawan Belanda. Karena itu perkumpulan dari Ki Harjoutomo dan Ki Munandar mengatur tak-tik dan strategi, sehingga akhirnya SH berganti-ganti nama, diantaranya : PSC ( Pemuda Sport Club ), SHO, SHM, yang terakhir ini singkatan dari SETIA HATI MUDA, tapi oleh masyarakat dianggap SH Merah.
Akhirnya dengan serta merta, oleh Ki Harjoutomo dan Ki Munandar nama SHM dihapus. Pada tahun 1922 atas restu dari Ki Ageng Soerodiwiryo, Ki Harjoutomo diberi ijin agar perkumpulan-perkumpulan itu diberi nama Setia Hati Terate. Hingga saat sekarang ini : ORGANISASI PERSAUDARAAN SETIA HATI “ TERATE “ ( th. 1922 ) sampai kini.
*****Persaudaraan Setia Hati “ Terate “
# DASAR DAN TUJUAN :
Dasar dari pada Setia Hati Terate ialah Persaudaraan.
Sedangkan tujuannya ialah ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah. Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate disamping ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah juga mengajarkan bela diri pencak silat, dimana didalamnya terkandung unsure-unsur Olah Raga dan seni Beladiri, merupakan seni budaya bangsa Indonesia. Yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.
Dengan keberadaannya Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, yang didalamnya berpijak pada Panca Dasar dan Tujuan.
A. Panca Dasar : 1. Persaudaraan.
2. Olah Raga.
3. Bela diri.
4. Kesenian.
5. Kerokhanian/Kebatinan.
B. TUJUAN : Ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah.
A. 1. PESAUDARAAN : ( Dasar )
Sebagai Dasar Pertama Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah Persaudaraan.
Yaitu Persaudaraan kekal dan abadi atau dalam bahasa jawa sedulur tunggal banyu, atau Persaudaraan seperti saudara kandung, se-ayah dan se-ibu.
Persaudaraan yang tidak memandang nilai-nilai keduniawian, pangkat, derajat, kaya miskin, martabat, kesemuanya atas dasar sama-sama makhlik Tuhan Yang Maha Esa.
2. Olah Raga :
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate mengajarkan Pencak silat maka jelas didalamnya terkandung unsure olah raga.
* Istilah asing mengatakan : MENSANA IN CORPORESANO, didalam tubuh yang sehat bersemayam jiwa yang sehat pula.
Secara nyata Setia Hati Terate ikut menciptakan manusia yang sehat lahir maupun batin.
3. Bela Diri :
Pelajaran Pencak Silat didalamnya terkandung unsure seni beladiri. Karena itu Pencak Silat berfungsi sebagai alat membela diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Dimna Pencak Silat ini adalah warisan budaya bangsa Indonesia, maka kita berkewajiban melestarikan, sekaligus mengembangkannya.
- Kita ingat kata-kata yang mengatakan :
- Bangsa yang tidak sudi menghargai kebudayaanya sendiri, adalah bangsa yang terjajah jiwanya.
- Bangsa yang terjajah jiwanya adalah bangsa yang mudah terombang-ambing, yaitu bangsa yang
tidak mempuyai pedoman hidup.
4. Kesenian :
Pencak Silat didalamnya terkandung unsure seni. Dengan demikian Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, ikut menciptakan pula manusia yang mengerti akan keindahan dan nilai-nilai kepribadian Nasional.
5. Kerokhanian/Kebatinan :
Merupakan tujuan akhir dari pada Panca Dasar ini dimana kebathinan atau kerokhanian tersebut berpijak pada keaslian. Karena itu Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate menerima segala sesuatu atas dasar ridho Tuhan Yang Maha Esa, atau dalam bahasa jawa ( Nrimo ing Pandum ).
Dengan harapan tercapainya keselamatan, kenikmatan rokhani, kebahagiaan dunia akhirat. Karena itu Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, tidak mengajarkan ilmu karang ( Ilmu Hitam ).
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Organisasi yang tidak ber-Afilasi kepada partai ataupun golongan apa saja, ini semata-mata demi kelestarian Organisasi Persaudaraan.
Tetapi individunya berhak menentukan pilihannya, yang penting tidak menggunakan identitas Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate.
B. TUJUAN :
Tujuan dari pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah :
1. Persaudaraan.
2. Ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah.
- Manusia yang berbudi luhur, adalah manusia yang tidak selalu mementingkan diri-sendiri. Ia selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
- Manusia yang berbudi luhur selalu memperhatikan norma sebagai manusia hamba Tuhan, diantaranya :
1.Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berbakti kepada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu.
3. Berbakti kepada guru.
4. Kasih sayang dengan Se-samanya.
1.Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa :
Ia selalu mensyukuri nikmat Tuhan, menjalankan perintah-perintahnya dan menjahui larangan-larangannya ( Taqwa ).
2. Berbakti kepada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu :
Kita berkewajiban berbakti kepada ibu dan bapak karena ibu adalah orang yang paling berjasa. Ia telah menyusui kita, ia telah mengandung selama 9 bulan 10 hari dalam keadaan lemah dan semakin lemah, ia penuh dengan pengorbanan- pengorbanan demi anaknya yang masih kecil. Kemudian ia berkewajiban memelihara,mendidik dan lain-lain.
Sedangkan Ayah, ia adalah seorang yang telah mencukupi kebutuhan hidup kita, ia yang mencari nafkah. Karena itu wajiblah kita berterima kasih dan bakti padanya
- Kata-kata mutiara : “Sorga dibawah telapak kaki ibu”
Karena itu setelah kita berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Taqwa ) berbaktilah pada ibu, ibu dan ibu kemudian Ayah.
- Salah dan benar :
Didalam hukum Setia Hati Terate diutamakan norma-norma ukuran benar dan salah. Norma-norma tersebut adalah :
a. Apabila benarnya lebih banyak dari salahnya disebut benar.
b. Apabila salahnya lebih banyak daripada benarnya disebut salah.
Kebenaran ada dua macam 9 menurut ajaran Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ) :
a. Benarnya Sendiri
b. Benarnya Umum
Dalam hal ini benarnya sendiri dapat menjadi benarnya umum.
PENDALAMAN.
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Organisasi yang tidak ber Afiliasi kepada partai maupun golongan. Akan tetapi, Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres th 1970, telah bertekat bulat untuk menjaga sekaligus menumpas kepada sipa saja yang akan merusak dasar Negara yaitu Pancasila.
Sebagaimana didalam ADRT hasil kongres disitu disebut bahwa landasan idiil Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah Pancasila.
Sedangkan landasan strukturelnya ialah UUD th 1945. jelas disini bahwa Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Persaudaraan semata.
RIWAYAT/SEJARAH BERDIRINYA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE.
Ki Ageng Soerodiwiryo nama kecilnya Mas Mohammad Masdan, dilahirkan pada th. 1876 M, putra sulung Ki Ngabei Soeromiharjo, mantri cacar di Ngimbang ( Jombang ).
Pada usia 14 tahun Ki Ageng Soerodiwiryo lulus SR ( sekarang SD ) diambil putra oleh pamannya, Wedono Wonokromo. Dan pada usia 15 tahun beliau ikut seorang kontrolir Belanda dan diberi pekerjaan sebagai magang ( Capeg sekarang ).
Pada usia belia beliau mengaji agama Islam di Pondok Tebu Ireng ( Jombang ) dan disinilah beliau memulai belajar pencak silat.
Pada tahun 1892 beliau pindah ke Bandung didaerah parahiyangan ini beliau berkesempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Beliau adal;ah seorang yang berbakat, dan berkemauan keras dan dapat berfikir cepat, dan beliau dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan.
Tahun 1893 beliau dipindah ke Jakarta. Dikota Betawi inilah beliau dapat mempergunakan waktunya yang hanya satu tahun untuk menambah pengetahuannya dalam ilmu pencak silat.
Tahun 1894 Ki Ageng yang pad usia 18 tahun pindah ke Bengkulu, 6 bulan kemudian pindah ke Padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng juga memperdalam dan menambah pengetahuannya dalam dunia pencak silat salah satu gurunya ialah Datuk Rajo Batuah. Datuk ini disamping mengajarkan pencak silat juga mengajarkan ilmu kerokhanian dimana wejangan (ilmu kerokhanian ) ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II. Setelah banyak memperdalam pencak silat di daerah Bengkulu ini, beliau merantau ke Aceh. Di Aceh ini beliau berguru kepada beberapa guru diantaranya : Tengku Achmat Mulia Brahim, Gusti Kenongo Mangga Tengah dan Cik Bedoyo.
Tahun 1902 beliau kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota Polisi dengan pangkat mayor Polisi dan pada tahun 1903 M di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng mendirikan perkumpulan yang mula-mula diberi nama “SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya “JOYO GEDILO” dan pada tahun 1917 berdirilah “PERSAUDARAAN SETIA HATI” ( SH ) yang berpusat di Madiun sampai kini.
Ki Ageng Soerodiwiryo wafat pada Jum’at legi, tanggal 10 Nopember 1944, dimakamkan di makam Winongo madiun.
SETIA HATI “ TERATE “
Murid pertama bernama Harjoutomo dan Munandar, oleh Ki Ageng Soerodiwiryo dipercaya untuk mengembangkan ilmu SH, namun pada waktu itu jaman penjajahan Belanda, sehingga tidak bebas untuk bergerak. Sebab perkumpulan-perkumpulan latihan beladiri di anggap membakar semangat rakyat untuk melawan Belanda. Karena itu perkumpulan dari Ki Harjoutomo dan Ki Munandar mengatur tak-tik dan strategi, sehingga akhirnya SH berganti-ganti nama, diantaranya : PSC ( Pemuda Sport Club ), SHO, SHM, yang terakhir ini singkatan dari SETIA HATI MUDA, tapi oleh masyarakat dianggap SH Merah.
Akhirnya dengan serta merta, oleh Ki Harjoutomo dan Ki Munandar nama SHM dihapus. Pada tahun 1922 atas restu dari Ki Ageng Soerodiwiryo, Ki Harjoutomo diberi ijin agar perkumpulan-perkumpulan itu diberi nama Setia Hati Terate. Hingga saat sekarang ini : ORGANISASI PERSAUDARAAN SETIA HATI “ TERATE “ ( th. 1922 ) sampai kini.
Terate,
mengapa organisasi kita menggunakan lambang bunga tersebut ? kenapa
tidak menggunakan mawar yang melambangkan kasih sayang seperti semboyan
kita? kenapa tidak menggunakan bunga melati yang merupakan puspa bangsa ?
atau bunga anggrek ?
Terate sendiri
memiliki nilai historis yang legendaris, selain merupakan suatu bunga
yang memiliki nilai spiritual tersendiri, semisal di agama budha atau
hindu yang merupakan salah satu alas dari pada para dewa dan para budha.
Terate juga dikenal sebagai lambang sebuah kejayaan dan kemakmuran.
Terate melambangkan ketenangan dan kewibawaan. dan dijaman dahulu para
raja memakan biji bungan terate terutama terate merah sebagai pengganti
beras.
Itu adalah sekilas dari pada
histori dari terate, dan bagaimana pandangan terate di Organisasi
Persaudaraan Setia Hati Terate ? bunga terate melambangkan sebuah
keistimewaan atas warga SH terate sendiri. terate hidup dalam kubangan
lumpur atau telaga kotor, tapi walau dalam kubangan lumpur ata telaga
kotor terate tetap memekarkan bunga yang cantik. apa yang kita pelajari
untuk kehidupan ini . walaupun kita hidup ditengah lingkungan yang tidak
baik maka kita senantiasa diharapkan bisa mempercantik keadaan tersebut
sebagai mana bunga terate mengindahkan kubangan lumpur atau telaga
kotor. tidak terbawa arus globalisasi tapi juga tidak menutup diri akan
perubahan yang berarti serta dapat membawa diri untuk mengindahkan yang
lain dengan budi yang luhur.
Tetapi
bunga terate tidak harum,kenapa harus menggunakan bunga yang tidak harum
? kenapa tidak bunga mawar atau melati yang tidak kalah bagus dan
cantik serta memiliki bau yang sedap ? . Keikhlasan itulah jawabannya,
kenapa ? bunga terate indah . Bunga terate menghidahkan suasana sekitar
tapi tidak pernah meninggalkan bekas berupa keharuman tapi sesuatu yang
mengesankan, diingat sesalu oleh yang memandang. Begitu juga kita kita
tidak boleh mengharap pujian atau bekas saat melakukan kebaikan. Bila
kita melakukan susatu tapi masih mengharapkan bekas , maka sia sia kita
melakukan hal tersebut karena tidak memiliki dasar dari keikhlasan.
Memayu Hayuning Bawono
Secara harfiah
kata tersebut berasal dari bahasa jawa kawi atau jawa kuno secara
terpotong adalah Memayu = mengayomi / melindungi / menjaga, Hayuning (
Rahayuning ) = kelestarian , Bawono / buana = bumi / dunia .
Dan
bisa diartikan Menjaga Kelestarian bumi, nenek moyang bangsa indonesia
terbukti sebagai salah satu umat yang memiliki peradaban yang sangat
tinggi dengan memiliki kesadaran bahwa saat kita menjaga kelestarian
alam atau bumi ini maka akan mendapat ketenteraman dalam menjalani
kehidupan tanpa ada ketimpangan apapun.
Bila
kita menjaga alam ini maka alam akan menjaga kita sebaliknya bila kita
menyia nyiakan alam ini maka kita akan disia-siakan oleh alam, bencana
akan selalu menghantui senantiasa dalam kehidupan manusia.
suatu
imbal balik yang seimbang karena alam memerlukan keseimbangan dimana
saat kita merawat dan tidak merusak isi alam maka akan sangat mudah kita
dalam mendapatkan apa yang kita perlukan dari alam
Konsep
melindungi alam dalam kemasyarakatan bangsa indonesia lebih tua dari
green peace ( badan perlindungan alam dunia ) , serta konsep
Ke-Khalifahan yang diajarkan nabi Muhammad SAW yang selalu menyerukan
manusia sebagai pengelolah bumi ini sebagai makhluk Tuhan yang paling
sempurna.
Sudah saatnya kita sadar dan
bergerak dari diri sendiri untuk memberikan sumbangsih kepada alam yang
telah memberikan setia kebutuhan hidup kita, tidak adil jika kita hanya
mengeruk apa yang ada diisi bumi ini dan kita tidak menjaga kelestarian
dan keseimbangan alam
" Alam bukan warisan nenek moyang tapi titipan dari anak cucu kita
Polos
Polos , kita
mendengar kata tersebut terbersit sebuah keadan yang masih kosong , suci
dan tidak mengenal apa apa. Dimana keadan tersebut sangat labil mudah
terpengaruh , mudah terbawa dan mudah sekali mencontoh apa yang
dilihatnya baik apa yang dilihat atau dicontohnya itu buruk atau baik.
Saat
kita merasa dalam kepolosan ada sebuah kekuatan yang maha dasyat yang
tidak terbendungkan, sebuah aset yang sangat berharga tidak sebanding
dengan emas atau harta didunia ini. Harta terpenting ersebut adalah
SEMANGAT . Semangat untuk belajar , semangat untuk bisa, semangat untuk
mencontoh seta semangat semangat lain yang bertujuan untuk lebih mampu
dari sebelumnya.
Tapi terkadang dalam
kepolosan , kita yang tidak memiliki pegangan yang kuat sering
terperosok dalam mengisi kepolosan kita, terkadang kita memilih jalan
yang benar terkadang kita juga salah jalan. dalam kepolosan kita
terkadang terlalu bosan untuk melanjutkan perjalanan karena merasa diri
selalu kurang kurang dan kurang . Itulah polos terkadang kemauan yang
kuat sering terpatahkan karena keadaan
Kenapa sih tulisan di PersaudaraaN setia hati terate P dan N dengan huruf besar ?
Banyak yang mengira bahkan siswa siswa PSHT
sendiri menganggap aneh, kenapa di organisasi tercinta nya menuliskan
nama organisasinya dengan tidak umum seperti oragnisasi lainnya.
Jika dilihat dari segi penulisan iu aneh, bahkan tidak baku dalam penulisan bahasa indonesia, tetapi apa yang dimaksud dengan penulisan itu ?
Makna dari penulisan tulisan P dan N didalam PersaudaraaN adalah yang besar melindungi yang kecil dan yang kecil harus pula menghormati yang besar.
kenapa yang besar ? yang besar disini bermaksud yang memiliki harta , memiliki kekuasaan , atau wewenang . jadi membantu , menolong serta melindungi segenap yang kecil , yang tidak memiliki baik harta, kekuasaan atau kewenangan.
semisal seorang yang kaya harus melindungi si miskin dengan melindungi dari rasa lapar dan kekurangan, dengan cara memberikan sedekah dan bantuan secara materi kepada si miskin.
juga semisal seorang yang bekerja di pemerintahan , petugas desa misalnya . petugas harus menolong atau melindungi mereka yang tidak punya wewenang . saat pembuatan kartu identitas contohnya, ya harus dilindungi haknya dengan cara penghilangan pungutan dan percepatan prosedur..
bagaimana yang kecil menghormati yang besar, ini pasti karena setelah ditolong atau pun dilindungi sebagai makhluk yang beradab maka harus memiliki rasa hormat dan tahu terima kasih, karena sebagai yang besar sebagai jalan penolong dari Tuhan kepada si kecil.
Makna yang dapat kita petik adalah saling tolong menolong dan tahu diri serta tahu terima kasih
Jika dilihat dari segi penulisan iu aneh, bahkan tidak baku dalam penulisan bahasa indonesia, tetapi apa yang dimaksud dengan penulisan itu ?
Makna dari penulisan tulisan P dan N didalam PersaudaraaN adalah yang besar melindungi yang kecil dan yang kecil harus pula menghormati yang besar.
kenapa yang besar ? yang besar disini bermaksud yang memiliki harta , memiliki kekuasaan , atau wewenang . jadi membantu , menolong serta melindungi segenap yang kecil , yang tidak memiliki baik harta, kekuasaan atau kewenangan.
semisal seorang yang kaya harus melindungi si miskin dengan melindungi dari rasa lapar dan kekurangan, dengan cara memberikan sedekah dan bantuan secara materi kepada si miskin.
juga semisal seorang yang bekerja di pemerintahan , petugas desa misalnya . petugas harus menolong atau melindungi mereka yang tidak punya wewenang . saat pembuatan kartu identitas contohnya, ya harus dilindungi haknya dengan cara penghilangan pungutan dan percepatan prosedur..
bagaimana yang kecil menghormati yang besar, ini pasti karena setelah ditolong atau pun dilindungi sebagai makhluk yang beradab maka harus memiliki rasa hormat dan tahu terima kasih, karena sebagai yang besar sebagai jalan penolong dari Tuhan kepada si kecil.
Makna yang dapat kita petik adalah saling tolong menolong dan tahu diri serta tahu terima kasih
Sembilan ( 9) senjata pada lambang PSHT
Dulu sewaktu siswa kami
dibuat bingung dengan keadaan ini, kenapa jumlah senjata dalam badge SH
terate itu tidak genap, semua berpasangan kecuali toya. dan jumlahnya
ada 9. Lantas kami menanyakan pada pelatih kami serta dijawab itu
melambangkan 9 lubang yang ada ditubuh kita.
Kami
yang masih siswa lantas masih dibuat bingung akan keterangan tersebut
lama kami tidak menemukan jawaban, dan setelah diwisuda menjadi seorang
warga kami berusaha untuk mecari makna lambang itu.
Ternyata,
yang kami cari berada disekitar kami. Merupakan kebudayaan jawa yang
bernama BABAKAN HOWO SONGO ( Perkara hawa sembilan )
Bulan Muhharam/suro/Asyura
Merupakan bulan awal dari tahun hijryah dan
tahun penanggalan jawa. dimana ditahun baru diharapkan kita mengingat
apa yang telah kita lakukan di1 tahun yang lalu serta merencanakan apa
yang akan dilakukan tahun kedepan.
Dibulan muharram telah banyak mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi dan rasul di agama islam . Begitu banyak kemulyaan dan keajaiban yang telah di turunkan di bulan muharram maka SH terate berharap pada bulan muharram ini setiap warga baru yang disyahkan menjadi anugrah dan keajaiban yang diturunkan oleh Yang Maha Kuasa
Dibulan muharram telah banyak mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi dan rasul di agama islam . Begitu banyak kemulyaan dan keajaiban yang telah di turunkan di bulan muharram maka SH terate berharap pada bulan muharram ini setiap warga baru yang disyahkan menjadi anugrah dan keajaiban yang diturunkan oleh Yang Maha Kuasa
*****
Aspek Dasar PSHT
dalam Rangka pembentukan manusia yang berbudi luhur tinggi dan benar,
persaudaraan setia hati terate mendidik siswa dan warganya dalam lima
aspek yaitu :
PERSAUDARAAN
apabila rasa persaudaraan telah tertanam pada setiap dada warga PSHT sebagai lambang maupun diri pribadi sebagai warga.
Persaudaraan setia hati terate mengolahragakan para siswa dan warganya agar sehat dan kuat melalui latihan pencak silat yaitu membentuk urat sutera tubuh sehingga menumbuhkan gerak bawah sadar atau reflek pencak silat.
KESENIAN
didalam pencak silat terkandung pula seni- seni bela diri yaitu gerakan-gerakan yang mengandung rasa keindahan, oleh karena itu persaudaraan setia hati terate berupaya menggabungkan seni bela diri dengan seni tari, seni musik atau yag lainnya dengan demikian persaudaraan ikut melestarikan budaya-budaya nusantara.
BELA DIRI
pencak silat adalah salah satu ajaran PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE dalam tinggkat pertama berintikan seni olahraga yang mengandung unsur pembela diri yang bersumber pada budaya asli bangsa indonesia, pencak silat sebagai unsur bela diri digunakan dalam rangka mempertahankan keselamatan, kehormatan, dan kebahagiaan, serta untuk mempertahankan kebenaran setiap penyerangan.
KEROKHANIAN
pendidikan kerohanian mengarah kepada kebesaran jiwa setiap warga PSHT dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangannya, pemberian bekal kerokhanian dan terciptanya keseimbangan antara raga dan jiwa, sekuat dan setinggi apapun kemampuan bela diri jika tidak diimbangi kekuatan rohani menjadi orang sombong,
- PERSAUDARAAN
- OLAHRAGA
- KESENIAN
- BELADIRI
- KEROHANIAN
apabila rasa persaudaraan telah tertanam pada setiap dada warga PSHT sebagai lambang maupun diri pribadi sebagai warga.
- Berkedudukan sederajat denganrasa tulus dan ikhlas terhadap sesama mahluk tuhan yang maha esa dedalam pencak silat diwujudkan dalam gerakan pembukaan
- saling menghargai, saling membutuhkan, saling kasih sayang dan saling bertanggung jawab.
- ditanamkan jiwa yang besar yaitu saling memaafkan
- tidak boleh bertindak sewenang-wenang antara saudara tua kepada saudara muda maupun sebaliknya
- tetap selalu berpedoman kepada ajaran-ajaran PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE yang berlaku
- tidak boleh merasa paling super ( ojo sok rumongsi biso nanging sing biso romongso )
- apabila berbicara dipikir dulu masak-masak, jangan asal berbicara yang dapat menyinggung perasaan orang lain ( ngomonga kanti wewaton ojo waton ngomong )
- bersikap dewasa, prilaku terkendali sehingga tidak memutuskan Persaudaraan hanya karen masala spele
Persaudaraan setia hati terate mengolahragakan para siswa dan warganya agar sehat dan kuat melalui latihan pencak silat yaitu membentuk urat sutera tubuh sehingga menumbuhkan gerak bawah sadar atau reflek pencak silat.
KESENIAN
didalam pencak silat terkandung pula seni- seni bela diri yaitu gerakan-gerakan yang mengandung rasa keindahan, oleh karena itu persaudaraan setia hati terate berupaya menggabungkan seni bela diri dengan seni tari, seni musik atau yag lainnya dengan demikian persaudaraan ikut melestarikan budaya-budaya nusantara.
BELA DIRI
pencak silat adalah salah satu ajaran PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE dalam tinggkat pertama berintikan seni olahraga yang mengandung unsur pembela diri yang bersumber pada budaya asli bangsa indonesia, pencak silat sebagai unsur bela diri digunakan dalam rangka mempertahankan keselamatan, kehormatan, dan kebahagiaan, serta untuk mempertahankan kebenaran setiap penyerangan.
KEROKHANIAN
pendidikan kerohanian mengarah kepada kebesaran jiwa setiap warga PSHT dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangannya, pemberian bekal kerokhanian dan terciptanya keseimbangan antara raga dan jiwa, sekuat dan setinggi apapun kemampuan bela diri jika tidak diimbangi kekuatan rohani menjadi orang sombong,
*****
TIRAKAT ORANG SH TERATE
Oleh: H. Tarmadji Boedi Harsono,SE
Kunci
keberhasilan hidup itu sebenarnya hanya satu. Kalau kita dikasihi Allah
SWT, hidup kita akan bahagia. Hanya manusia itu kurang bersyukur. Kita
kadang-kadang hanya ngersulo (mengeluh), larut dalam kekecewaan. Dan
kikir dalam berterima kasih. Tidak pernah puas dengan dengan apa yang
sudah di dapat. Selalu merasa kurang dan kurang.Di SH Terate tidak ada ajaran mengeluh. Tidak ada ajaran nggresulo. Kita dididik untuk menjadi orang yang pantang menyerah. Orang terate itu kalau bisa sing gedhe tirakate, harus banyak tirakat. Dalam hal apa saja. Gak kemrungsung (tenang). Tidak emosional, tidak gusar, tidak adigang adigung, adiguno (sombong).
Hari-hari orang SH Terate itu dipenuhi tirakat. Rialat dan selalu bersyukur menerima suratan Allah. Bagaimana cara orang SH Terate tirakat?
Tirakat orang SH Terate itu boleh dibilang sepanjang masa. Dalam kondisi apapun. Dalam situasi bagaimanapun. Contohnya saya ini. Saya ini yam as, ini mohon maaf. Saya orang berkeluarga. Saya punya istri, punya anak. Mestinya, sekarang ini saya mendampingi istri dan anak-anak. Tetapi mereka saya tinggal karena saya harus memenuhi kadang-kadang SH Terate. Saya tinggal istri saya sendiri, ini namanya tirakat, dalam sekala paling ringan. (saat memberi petuah ini posisi Ketua Umum SH Terate di padepokan, red).
Contoh lain, sehari ini saya sudah berniat hanya makan sekali. Biarpun saya dihadapkan makanan dari manapun saya tidak beli, saya tidak akan makan. Ada lagi contoh tirakat yang lain. Misalnya, selama satu minggu saya tidak akan makan kecuali jam 6 sore, saya baru makan. Kemudian malamnya saya berniat tidur paling lama 4 jam , besuknya lagi juga sudah tidak makan. Ini namanya jarang-jarangi, atau ngurang-ngurangi.
Niatnya bagaimana? Tidak perlu macam-macam. Niat tirakat untuk menjaring kasih Allah. Biar dikasihi Allah. Disayang Allah. Dengan begitu, kita akan merasa dekat dengan Allah. Sehingga hati ini merasa tenteram. Gelombang apapun yang dihadapi, dia akan mesem, gak akan gentar.
Tapi sayangnya orang sekarang ini sukanya instant. Seperti mie instant. Pingin makan mie tinggal masukkan ke gelas tuangkan air jadi mie, dan langsung makan tidak mau repot-repot. Tidak mau nanam dulu, tapi ingin langsung panen. Kalau mau nandur, mau nanam, hanya sedikit, tapi ingin panen yang banyak. Lho kalau begini, kamus dari mana kita bisa panen. Ndak ada kamus orang ndak mau nananm kok panen.
Kehidupan ini tersusun dari jalanan proses yang saling kait mengait. Sebelum hujan, prosesnya diawali dengan mendung. Sebelum malam, prosesnya diawali dari pagi dulu, kemudian siang, sore dan malam. Proses ini harus dilalui. Jangan seperti ingin makan mie instant. Dan kalau toh ingin makan mie instant, kita kan harus bekerja dulu agar dapat uang, kemudian dibelikan mie instant. Tidak serta merta, mie instant tersaji di depan mata, begitu kita menginginkannya.
Jadi kalau kita menginginkan sesuatu, harus berani tirakat. Berusaha keras, melalui tahapan demi tahapan. Melalui proses. Jangan hanya diam, duduk berpangku tangan dan hanya berdo’a saja. Laku itu tidak pas untuk orang SH Tetate. Kita tidak diajari seperti itu.
Kemudian, yang tidak boleh dilupakan, setiap proses membutuhkan keseimbangan keharmonisan. Sesuatu yang tidak seimbang, pasti menimbulkan dampak kurang baik. Karenanya, dalam kita bertirakat, keseimbangan proses ikhtiar lahiriah dan bathiniah harus dijaga. Tidak boleh berat sebelah.
Didikan di SH Terate itu mendidik jiwa. Yang kita bangun adalah jiwa itu butuh waktu. Butuh kesabaran dan kesempatan. Tidak sehari dua hari jadi. Tidak seperti membalik telapak tangan. Membangun fisik kuat bisa diformat dalam waktu sebulan dua bulan. Contohnya, melatih atlet. Melatih atlet bisa diformat dalam tenggang waktu tertentu. Dengan standarisasi. Tapi, membangun jiwa, memasukkan ajaran budi luhur, butuh waktu panjang dan terus menerus. Nah, yang kita bangun itu kedua-duanya. Jiwa dan raga. Lahiriah dan bathiniah. Kita diarahkan menjadi manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Bagaimana orang berbudi luhur itu? Paling mudah orang berbudi luhur itu tidak dakwen salah open. Kita dididik untuk tidak mencampuri persoalan orang lain. Kita tidak usil. Selalu berfikiran positif.
Contohnya, ada kadang (warga SH Terate, red) datang ke rumah saya. Biarpun saya tahu dia berkeluarga, datang membawa anak wanita, saya tidak rebut, tidak akan nanya siapa perempuan itu. Kecuali kadang itu sendiri memperkenalkan. Paling banter saya hanya akan nanya, kepentingan apa dik.
Ini salah satu didikan kita. Kita tidak mau mencampuri urusan orang lain. Kecuali kalau orang itu, kadang itu minta saya menyelesaikan masalahnya. Minta tolong. Baru saya mohon maaf mengorek keterangan awal, sebagai bahan acuan dasar untuk mencarikan solusi atau jalan keluar.
Orang budi liuhur itu orang yang tidak iri dengki atas keberhasilan orang lain. Misalnya, ada orang lain bisa masuk pegawai negeri. Kita lantas dengki iri dan menduga-duga, ah itu berhasil karena membayar uang, istilahnya nyogok. Ndak boleh itu. Yang harus kita lakukan adalah, ikut senang melihat kadang SH Terate berhasil. Seneng jika melihat bisa beli mobil.
Jadi kita tabu ngurusi dan mencampuri urusan orang lain. Sebab itu akan membuat kita jadi resah sendiri. Hati jadi tidak tenang, tidak damai. Pancarkan sinar kasih. Yang ada di hati nurani kita hanya prasangka baik. Prasangka luhur. Sehingga, keluarnya pun luhur. Omong ya enak didengar. Gampang dimengerti. Ibarat ceret, kalau air dalam ceret itu jernih, ceretnya juga sering dibersihkan, dilap, keluar air dari gagangnya juga jernih. Tapi kalau airnya keruh, ceretnya tidak pernah dirawat, keluarnyapun keruh. Omong urakan seenaknya sendiri. Sikapnya juga urakan. Gak ngerti umpan papan (tidak paham situasi dan kondisi, red). Dupeh iso gelut (merasa memiliki kemampuan bisa berkelahi, red) tidak menghargai orang lain. Merasa dirinya paling super.
Yang saya sebut di atas itu, tirakat bathin. Karena batin kita juga butuh tirakat. Tirakat paling sederhana, selalu berpikiran baik pada orang lain. Gak demen ngrasani. Tidak suka mengumpat atau menggunjing. Jika ini yang kita lakukan, hati kita jadi bersih. Resik. Dan sihing Gusti Allah, pasti akan turun menyertai kehidupan kita.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar