Jumat, 13 Desember 2013

*****
Pada tahun 1903, bertempat di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ngabeni Surodiwirjo membentuk persaudaraan yang anggota keluarganya disebut “Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya disebut “Djojo Gendilo”
 
Tahun 1912, Ki Ngabeni Surodiwirjo berhenti bekerja karrena merasa kecewa disebabkan seringkali atasannya tidak menepati janji. Selain itu suasana mulai tidak menyenangkan karena pemeintah Hindia Belanda menaruh curiga; mengingat beliau pernah melempar seorang pelaut Belanda ke sungai dan beliau telah membentuk perkumpulan pencak silat sebagai alat pembela diri, ditambah pula beliau adalah seorang pemberani, Pemerintah Hindia Belanda mulai kwatir, beliau akan mampu membentuk kekuatan bangsa Indonesia dan menentang mereka. Setelah keluar dari pekerjaannya, beliau pergi ke Tegal.
 
Tahun 1914, Ki Ngabehi Surodiwirjo kembali ke Surabaya dan bekerja di Djawatan Kereta Api Kalimas, dan tahun 1915 pindah ke bengkel Kereta Api Madiun. Disini beliau mengaktifkan lagi Persaudaraan yang telah dibentuk di Surabaya, yaitu “Sedulur Tunggal Ketjer”, hanya pencak silatnya sekarang disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo”. Sedangkan pada tahun 1917, nama – nama tersebut disesuaikan denngan keadaan zaman diganti menjadi nama “Perssaudaan Setia Hati”

Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Salah satu murud Ki Ngabehi Surodiwirjo yang militan dan cukup tangguh, yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat perlunya suatu organisasi untuk mengatur dan menertibkan personil maupun materi pelajaran Setia Hati, untuk itu beliau meohon doa restu kepada Ki Ngabehi Surodiwirjo. Ki Ngabehi Surodiwirjo memberi doa restu atas maksud tersebut., karena menurut pendapat beliau hal – hal seperti itu adalah tugas dan kewajiban anak muridnya, sedangkan tugas beliau hanyalah “menurunkan ilmu SH”. Selain itu Ki Ngabehi Surodiwirjo berpesan kepada Ki Hadjar Hardjo Oetomo agar jangan memakai nama SH dahulu.
 
Setelah mendapat ijin dari Ki Ngabehi Surodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 mengembangkan ilmu SH dengan nama Pencak Silat Club (P. S. C).
 
Karena Ki hadjar Hardjo Oetomo adalah orang SH, dan ilmu yang diajarkan adalah ilmu SH, maka lama – kelamaan beliau merasa kurang sreg mengembangkan ilmu SH dengan memakai nama lain, bukan nama SH. Kembali beliau menghadap Ki Ngabehi Surodiwirjo menyampaikan uneg – unegnya tersebut dan sekalian mohon untuk diperkenankan memakai nama SH dalam perguruannya. Oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo maksud beliau direstui, dengan pesan jangan memakai nama SH saja, agar ada bedanya. Maka Pencak Silat Club oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo diganti dengan nama “SETIA HATI MUDA” (S. H. M).

Peranan Ki Hadjar Hardjo Oetomo Sebagai Perintis Kemerdekaan    
 Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan yang ada pada waktu antara lain perguruan Taman Siswo, Perguruan Boedi Oetomo dan lain – lain. Dalam mengajarkan ilmu SH beliau diantaranya adalah menamakan suatu sikap hidup, ialah “kita tidak mau menindas orang lain dan tidak mau ditindas oleh orang lain”. Walaupun pada waktu itu setiap mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar, karena apabila ada patroli Belanda lewat mereka segera bersembunyi; tetapi dengan dasar sikap hidup tersebut murid – murid beliau akhirnya menjadi pendekar – pendekar bangsa yang gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme Belanda. Dibandingkan keadaan latihan masa lalu yang berbeda dengan keadaan latihan saat ini, seharusnya murid – murid SH lebih baik mutu dan segalanya dari pada murid – murid SH yang lalu. Melihat sepak terjang murid – murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang dipandang cukup membahayakan, maka Belanda segera menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo bersama beberapa orang muridnya, dan selanjutnya dibuang ke Digul. Pembuangan Ki Hadjar Hadjo Oetomo ke Digul berlangsung sampai dua kali, karena tidak jera – jeranya beliau mengobarkan semangat perlawanan menentang penjajah.

Selain membuang Ki Hadjar hardjo Oetomo ke Digul, Pemerintah Hindia Belanda yang terkenal dengan caranya yang licik telah berusaha memolitisir SH Muda dengan menjuluki SHM bukan SH Muda, melainkan SH Merah; Merah disini maksudnya adalah Komunis. Dengan demikian pemerintah Belanda berusaha menyudutkan SH dengan harapan SH ditakuti dan dibenci oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Menanggapi sikap penjajah Belanda yang memolitisir nama SH Muda dengan nama SH Merah, maka Ki Hadjar Hardjo Oetomo segera merubah nama SH Muda menjadi “Persaudaan Setia Hati Terate” hingga sampai sekarang ini.
 
Melihat jasa – jasa Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut, maka pemerintah Indonesia mengakui beliau sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” , dan memberikan uang pensiun setiap bulan sebesar Rp. 50.000,00 yang diterimakan kepada isteri beliau semasa masih hidup.
 
Setelah meninggal dunia, beliau dimakamkan di makam “Pilangbango”, yang terlatak di sebelah Timur Kotamadya Madiun, dari Terminal Madiun menuju ke arah Timur. Beliau mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu seorang putri yang diperisteri oleh bapak Gunawan, dan Seorang putra yang bernama bapak “Harsono” sekarang berkediaman di jalan Pemuda no. 17 Surabaya. Ibu Hardjo Oetomo meninggal pada bulan September 1986 di tempat kediamannya, di desa Pilangbango Madiun.
 
<script src="http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1"></script><fb:like href="http://pshttegaldlimo.webs.com/sejarah.htm" show_faces="true" width="250" font="arial"></fb:like>

Ki Ngabei Soerodiwirjo

 
 
1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.
 
Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:
1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)
2. Noto (Gunari), di Surabaya
3. Adi (Soeradi), di Aceh
4. Wongsoharjo, di Madiun
5. Kartodiwirjo, di Jombang
 
Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.
 
1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.
 
1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.
 
1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:
² Cimande
² Cikalong
² Cipetir
² Cibeduyut
² Cimelaya
² Ciampas
² Sumedangan
 
1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:
² Betawen
² Kwitang
² Monyetan
² Permainan Toya (Stok spel)
 
1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.
 
Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.
 
1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).
 
Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:
² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)
² Fort de Kock
² Alang – Lawas
² Lintau
² Alang
² Simpai
² Sterlak
 
Sebagai tanda lulus beliau mempersembahkan pisungsun yang berupa Pakaian Hitam komplit.
Selanjutnya, Ilmu Kebatinan yang diperoleh dari Nyoman Ide Gempol dipersatukan dengan Pencak-Silat serta Ilmu Kebatinan yang didapat dari Datuk Raja Betua, dimana olel Ki Ngabehi Soerodiwirjo digabungkan menjadi Ilmu dari PERSAUDARAAN “SETIA-HATI” WINONGO MADIUN.
 
v PERkimpoiAN
 
Akhirnya bebana yang diminta gadis pujaan beliau dapat dijawab, dengan menggunakan ilmu dari Persaudaraan “Setia-Hati” tersebut diatas. Dengan demikian beliau berhasil mempersunting gadis Padang, putri dari seorang ahli Tasawuf. Dari perkimpoian ini, beliau belum berhasil mendapatkan keturunan.
 
1898 Pada usia 29 tahun, beliau bersama istrinya pergi ke Aceh, dan bertemu adiknya (Soeradi) yang menjabat sebagai Kontrolir DKA di Lho Seumawe.
Di daerah ini beliau mendapatkan jurus::
² Jurus Kucingan
² Jurus Permainan Binja
 
Pada tahun tersebut, guru beliau Guru Besar Raja Kenanga Mangga Tengah O.G. Nyoman Ide Gempol diizinkan pulang ke Bali. Ilmu beliau dapat dinikmati oleh Saudara-saudara “S-H” dengan suatu motto::
 
“GERAK LAHIR LULUH DENGAN GERAK BATIN”
 
“GERAK BATIN TERCERMIN OLEH GERAK LAHIR”
 
1900 Ki Ngabehi Soerodiwirjo kembali ke Betawi bersama isteri, dan beliau bekerja sebagai Masinis Stoom Wals. Kemudian Ki Ngabehi Soerodiwirjo bercerai, dimana Ibu Soerodiwirjo kembali ke Padang, dan beliau pindah ke Bandung.
 
1903 Beliau kembali ke Surabaya dan menjabat sebagai Polisi Dienar hingga mencapai pangkat Sersan Mayor. Di Surabaya beliau dikenal keberaniannya dalam memberantas kejahatan. Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing
 
1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.
 
v PERkimpoiAN KE II
 
1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkimpoian dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkimpoiannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..
 
1912 Beliau berhenti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.
 
1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.
 
1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.
 
1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.
 
1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.
 
“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”
 
Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)
 
CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.
PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:
 
1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.
 
2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..
 " Memayu Hayuning Bawono Ing Bumi Pertiwi " Photobucket Sep
 
*****
Ke – SH – an
Persaudaraan Setia Hati “ Terate “

# DASAR DAN TUJUAN :
Dasar dari pada Setia Hati Terate ialah Persaudaraan.
Sedangkan tujuannya ialah ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah. Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate disamping ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah juga mengajarkan bela diri pencak silat, dimana didalamnya terkandung unsure-unsur Olah Raga dan seni Beladiri, merupakan seni budaya bangsa Indonesia. Yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.
Dengan keberadaannya Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, yang didalamnya berpijak pada Panca Dasar dan Tujuan.

A. Panca Dasar : 1. Persaudaraan.
2. Olah Raga.
3. Bela diri.
4. Kesenian.
5. Kerokhanian/Kebatinan.
B. TUJUAN : Ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah.

A. 1. PESAUDARAAN : ( Dasar )

Sebagai Dasar Pertama Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah Persaudaraan.
Yaitu Persaudaraan kekal dan abadi atau dalam bahasa jawa sedulur tunggal banyu, atau Persaudaraan seperti saudara kandung, se-ayah dan se-ibu.
Persaudaraan yang tidak memandang nilai-nilai keduniawian, pangkat, derajat, kaya miskin, martabat, kesemuanya atas dasar sama-sama makhlik Tuhan Yang Maha Esa.

2. Olah Raga :
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate mengajarkan Pencak silat maka jelas didalamnya terkandung unsure olah raga.
* Istilah asing mengatakan : MENSANA IN CORPORESANO, didalam tubuh yang sehat bersemayam jiwa yang sehat pula.
Secara nyata Setia Hati Terate ikut menciptakan manusia yang sehat lahir maupun batin.

3. Bela Diri :
Pelajaran Pencak Silat didalamnya terkandung unsure seni beladiri. Karena itu Pencak Silat berfungsi sebagai alat membela diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Dimna Pencak Silat ini adalah warisan budaya bangsa Indonesia, maka kita berkewajiban melestarikan, sekaligus mengembangkannya.
- Kita ingat kata-kata yang mengatakan :
- Bangsa yang tidak sudi menghargai kebudayaanya sendiri, adalah bangsa yang terjajah jiwanya.
- Bangsa yang terjajah jiwanya adalah bangsa yang mudah terombang-ambing, yaitu bangsa yang
tidak mempuyai pedoman hidup.
4. Kesenian :
Pencak Silat didalamnya terkandung unsure seni. Dengan demikian Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, ikut menciptakan pula manusia yang mengerti akan keindahan dan nilai-nilai kepribadian Nasional.

5. Kerokhanian/Kebatinan :
Merupakan tujuan akhir dari pada Panca Dasar ini dimana kebathinan atau kerokhanian tersebut berpijak pada keaslian. Karena itu Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate menerima segala sesuatu atas dasar ridho Tuhan Yang Maha Esa, atau dalam bahasa jawa ( Nrimo ing Pandum ).
Dengan harapan tercapainya keselamatan, kenikmatan rokhani, kebahagiaan dunia akhirat. Karena itu Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate, tidak mengajarkan ilmu karang ( Ilmu Hitam ).
Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Organisasi yang tidak ber-Afilasi kepada partai ataupun golongan apa saja, ini semata-mata demi kelestarian Organisasi Persaudaraan.
Tetapi individunya berhak menentukan pilihannya, yang penting tidak menggunakan identitas Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate.

B. TUJUAN :
Tujuan dari pada Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah :
1. Persaudaraan.
2. Ikut serta mendidik manusia yang berbudi luhur yang tahu benar dan salah.
- Manusia yang berbudi luhur, adalah manusia yang tidak selalu mementingkan diri-sendiri. Ia selalu memperhatikan kepentingan orang lain.
- Manusia yang berbudi luhur selalu memperhatikan norma sebagai manusia hamba Tuhan, diantaranya :
1.Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berbakti kepada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu.
3. Berbakti kepada guru.
4. Kasih sayang dengan Se-samanya.
1.Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa :
Ia selalu mensyukuri nikmat Tuhan, menjalankan perintah-perintahnya dan menjahui larangan-larangannya ( Taqwa ).
2. Berbakti kepada kedua orang tua, yaitu ayah dan ibu :
Kita berkewajiban berbakti kepada ibu dan bapak karena ibu adalah orang yang paling berjasa. Ia telah menyusui kita, ia telah mengandung selama 9 bulan 10 hari dalam keadaan lemah dan semakin lemah, ia penuh dengan pengorbanan- pengorbanan demi anaknya yang masih kecil. Kemudian ia berkewajiban memelihara,mendidik dan lain-lain.
Sedangkan Ayah, ia adalah seorang yang telah mencukupi kebutuhan hidup kita, ia yang mencari nafkah. Karena itu wajiblah kita berterima kasih dan bakti padanya

- Kata-kata mutiara : “Sorga dibawah telapak kaki ibu”

Karena itu setelah kita berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Taqwa ) berbaktilah pada ibu, ibu dan ibu kemudian Ayah.
- Salah dan benar :
Didalam hukum Setia Hati Terate diutamakan norma-norma ukuran benar dan salah. Norma-norma tersebut adalah :
a. Apabila benarnya lebih banyak dari salahnya disebut benar.
b. Apabila salahnya lebih banyak daripada benarnya disebut salah.
Kebenaran ada dua macam 9 menurut ajaran Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ) :
a. Benarnya Sendiri
b. Benarnya Umum
Dalam hal ini benarnya sendiri dapat menjadi benarnya umum.

PENDALAMAN.

Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah Organisasi yang tidak ber Afiliasi kepada partai maupun golongan. Akan tetapi, Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres th 1970, telah bertekat bulat untuk menjaga sekaligus menumpas kepada sipa saja yang akan merusak dasar Negara yaitu Pancasila.
Sebagaimana didalam ADRT hasil kongres disitu disebut bahwa landasan idiil Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ialah Pancasila.
Sedangkan landasan strukturelnya ialah UUD th 1945. jelas disini bahwa Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi Persaudaraan semata.

RIWAYAT/SEJARAH BERDIRINYA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE.

Ki Ageng Soerodiwiryo nama kecilnya Mas Mohammad Masdan, dilahirkan pada th. 1876 M, putra sulung Ki Ngabei Soeromiharjo, mantri cacar di Ngimbang ( Jombang ).
Pada usia 14 tahun Ki Ageng Soerodiwiryo lulus SR ( sekarang SD ) diambil putra oleh pamannya, Wedono Wonokromo. Dan pada usia 15 tahun beliau ikut seorang kontrolir Belanda dan diberi pekerjaan sebagai magang ( Capeg sekarang ).
Pada usia belia beliau mengaji agama Islam di Pondok Tebu Ireng ( Jombang ) dan disinilah beliau memulai belajar pencak silat.
Pada tahun 1892 beliau pindah ke Bandung didaerah parahiyangan ini beliau berkesempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Beliau adal;ah seorang yang berbakat, dan berkemauan keras dan dapat berfikir cepat, dan beliau dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan.
Tahun 1893 beliau dipindah ke Jakarta. Dikota Betawi inilah beliau dapat mempergunakan waktunya yang hanya satu tahun untuk menambah pengetahuannya dalam ilmu pencak silat.
Tahun 1894 Ki Ageng yang pad usia 18 tahun pindah ke Bengkulu, 6 bulan kemudian pindah ke Padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng juga memperdalam dan menambah pengetahuannya dalam dunia pencak silat salah satu gurunya ialah Datuk Rajo Batuah. Datuk ini disamping mengajarkan pencak silat juga mengajarkan ilmu kerokhanian dimana wejangan (ilmu kerokhanian ) ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II. Setelah banyak memperdalam pencak silat di daerah Bengkulu ini, beliau merantau ke Aceh. Di Aceh ini beliau berguru kepada beberapa guru diantaranya : Tengku Achmat Mulia Brahim, Gusti Kenongo Mangga Tengah dan Cik Bedoyo.

Tahun 1902 beliau kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota Polisi dengan pangkat mayor Polisi dan pada tahun 1903 M di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng mendirikan perkumpulan yang mula-mula diberi nama “SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya “JOYO GEDILO” dan pada tahun 1917 berdirilah “PERSAUDARAAN SETIA HATI” ( SH ) yang berpusat di Madiun sampai kini.
Ki Ageng Soerodiwiryo wafat pada Jum’at legi, tanggal 10 Nopember 1944, dimakamkan di makam Winongo madiun.

SETIA HATI “ TERATE “

Murid pertama bernama Harjoutomo dan Munandar, oleh Ki Ageng Soerodiwiryo dipercaya untuk mengembangkan ilmu SH, namun pada waktu itu jaman penjajahan Belanda, sehingga tidak bebas untuk bergerak. Sebab perkumpulan-perkumpulan latihan beladiri di anggap membakar semangat rakyat untuk melawan Belanda. Karena itu perkumpulan dari Ki Harjoutomo dan Ki Munandar mengatur tak-tik dan strategi, sehingga akhirnya SH berganti-ganti nama, diantaranya : PSC ( Pemuda Sport Club ), SHO, SHM, yang terakhir ini singkatan dari SETIA HATI MUDA, tapi oleh masyarakat dianggap SH Merah.
Akhirnya dengan serta merta, oleh Ki Harjoutomo dan Ki Munandar nama SHM dihapus. Pada tahun 1922 atas restu dari Ki Ageng Soerodiwiryo, Ki Harjoutomo diberi ijin agar perkumpulan-perkumpulan itu diberi nama Setia Hati Terate. Hingga saat sekarang ini : ORGANISASI PERSAUDARAAN SETIA HATI “ TERATE “ ( th. 1922 ) sampai kini.
*****
Terate, mengapa organisasi kita menggunakan lambang bunga tersebut ? kenapa tidak menggunakan mawar yang melambangkan kasih sayang seperti semboyan kita? kenapa tidak menggunakan bunga melati yang merupakan puspa bangsa ? atau bunga anggrek ?
Terate sendiri memiliki nilai historis yang legendaris, selain merupakan suatu bunga yang memiliki nilai spiritual tersendiri, semisal di agama budha atau hindu yang merupakan salah satu alas dari pada para dewa dan para budha. Terate juga dikenal sebagai lambang sebuah kejayaan dan kemakmuran. Terate melambangkan ketenangan dan kewibawaan. dan dijaman dahulu para raja  memakan biji bungan terate terutama terate merah sebagai pengganti beras.
Itu adalah sekilas dari pada histori dari terate, dan bagaimana pandangan terate di Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate ? bunga terate melambangkan sebuah keistimewaan atas warga SH terate sendiri. terate hidup dalam kubangan lumpur atau telaga kotor, tapi walau dalam kubangan lumpur ata telaga kotor terate tetap memekarkan bunga yang cantik. apa yang kita pelajari untuk kehidupan ini . walaupun kita hidup ditengah lingkungan yang tidak baik maka kita senantiasa diharapkan bisa mempercantik keadaan tersebut sebagai mana bunga terate mengindahkan kubangan lumpur atau telaga kotor. tidak terbawa arus globalisasi tapi juga tidak menutup diri akan perubahan yang berarti serta dapat membawa diri untuk mengindahkan yang lain dengan budi yang luhur. 
Tetapi bunga terate tidak harum,kenapa harus menggunakan bunga yang tidak harum ? kenapa tidak bunga mawar atau melati yang tidak kalah bagus dan cantik serta memiliki bau yang sedap ? . Keikhlasan itulah jawabannya, kenapa ? bunga terate indah . Bunga terate menghidahkan suasana sekitar tapi tidak pernah meninggalkan bekas berupa keharuman  tapi sesuatu yang mengesankan, diingat sesalu oleh yang memandang. Begitu juga kita kita tidak boleh mengharap pujian atau bekas saat melakukan kebaikan. Bila kita melakukan susatu tapi masih mengharapkan bekas , maka sia sia kita melakukan hal tersebut karena tidak memiliki dasar dari keikhlasan.

Memayu Hayuning Bawono 

Secara harfiah kata tersebut berasal dari bahasa jawa kawi atau jawa kuno secara terpotong adalah Memayu = mengayomi / melindungi / menjaga, Hayuning ( Rahayuning ) = kelestarian , Bawono / buana = bumi / dunia .
Dan bisa diartikan Menjaga Kelestarian bumi, nenek moyang bangsa indonesia terbukti sebagai salah satu umat yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan memiliki kesadaran bahwa saat kita menjaga kelestarian alam atau bumi ini maka akan mendapat ketenteraman dalam menjalani kehidupan tanpa ada ketimpangan apapun.
Bila kita menjaga alam ini maka alam akan menjaga kita sebaliknya bila kita menyia nyiakan alam ini maka kita akan disia-siakan oleh alam, bencana akan selalu menghantui senantiasa dalam kehidupan manusia.
suatu imbal balik yang seimbang karena alam memerlukan keseimbangan dimana saat kita merawat dan tidak merusak isi alam maka akan sangat mudah kita dalam mendapatkan apa yang kita perlukan dari alam
Konsep melindungi alam dalam kemasyarakatan bangsa indonesia lebih tua dari green peace ( badan perlindungan alam dunia ) , serta konsep Ke-Khalifahan yang diajarkan nabi Muhammad SAW yang selalu menyerukan manusia sebagai pengelolah bumi ini sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna.
Sudah saatnya kita sadar dan bergerak dari diri sendiri untuk memberikan sumbangsih kepada alam yang telah memberikan setia kebutuhan hidup kita, tidak adil jika kita hanya mengeruk apa yang ada diisi bumi ini dan kita tidak menjaga kelestarian dan keseimbangan alam 

" Alam bukan warisan nenek moyang tapi titipan dari anak cucu kita

Polos

Polos , kita mendengar kata tersebut terbersit sebuah keadan yang masih kosong , suci dan tidak mengenal apa apa. Dimana keadan tersebut sangat labil mudah terpengaruh , mudah terbawa dan mudah sekali mencontoh apa yang dilihatnya baik apa yang dilihat atau dicontohnya itu buruk atau baik.
Saat kita merasa dalam kepolosan ada sebuah kekuatan yang maha dasyat yang tidak terbendungkan, sebuah aset yang sangat berharga tidak sebanding dengan emas atau harta didunia ini. Harta terpenting ersebut adalah SEMANGAT . Semangat untuk belajar , semangat untuk bisa, semangat untuk mencontoh seta semangat semangat lain yang bertujuan untuk lebih mampu dari sebelumnya.
Tapi terkadang dalam kepolosan , kita yang tidak memiliki pegangan yang kuat sering terperosok dalam mengisi kepolosan kita, terkadang kita memilih jalan yang benar terkadang kita juga salah jalan. dalam kepolosan kita terkadang terlalu bosan untuk melanjutkan perjalanan karena merasa diri selalu kurang kurang dan kurang . Itulah polos terkadang kemauan yang kuat sering terpatahkan karena keadaan 

Kenapa sih tulisan di PersaudaraaN setia hati terate P dan N dengan huruf besar ? 

Banyak yang mengira bahkan siswa siswa PSHT sendiri menganggap aneh, kenapa di organisasi tercinta nya menuliskan nama organisasinya dengan tidak umum seperti oragnisasi lainnya.
Jika dilihat dari segi penulisan iu aneh, bahkan tidak baku dalam penulisan bahasa indonesia, tetapi apa yang dimaksud dengan penulisan itu ?
Makna dari penulisan tulisan P dan N didalam PersaudaraaN  adalah yang besar melindungi yang kecil dan yang kecil harus pula menghormati yang besar. 
kenapa yang besar ? yang besar disini bermaksud yang memiliki harta , memiliki kekuasaan , atau wewenang . jadi membantu , menolong serta melindungi segenap yang kecil , yang tidak memiliki baik harta, kekuasaan atau kewenangan.
semisal seorang yang kaya harus melindungi si miskin dengan melindungi dari rasa lapar dan kekurangan, dengan cara memberikan sedekah dan bantuan secara materi kepada si miskin.
juga semisal seorang yang bekerja di pemerintahan , petugas desa misalnya . petugas harus menolong atau melindungi mereka yang tidak punya wewenang . saat pembuatan kartu identitas contohnya, ya harus dilindungi haknya dengan cara penghilangan pungutan dan percepatan prosedur..
bagaimana yang kecil menghormati yang besar, ini pasti karena setelah ditolong atau pun dilindungi sebagai makhluk yang beradab maka harus memiliki rasa hormat dan tahu terima kasih, karena sebagai yang besar sebagai jalan penolong dari Tuhan kepada si kecil.
Makna yang dapat kita petik adalah saling tolong menolong dan tahu diri serta tahu terima kasih

Sembilan ( 9) senjata pada lambang PSHT 


Dulu sewaktu siswa kami dibuat bingung dengan keadaan ini, kenapa jumlah senjata dalam badge SH terate itu tidak genap, semua berpasangan kecuali toya. dan jumlahnya ada 9. Lantas kami menanyakan pada pelatih kami serta dijawab itu melambangkan 9 lubang yang ada ditubuh kita. 
 
Kami yang masih siswa lantas masih dibuat bingung akan keterangan tersebut lama kami tidak menemukan jawaban, dan setelah diwisuda menjadi seorang warga kami berusaha untuk mecari makna lambang itu.
 
Ternyata, yang kami cari berada disekitar kami. Merupakan kebudayaan jawa yang bernama BABAKAN HOWO SONGO ( Perkara hawa sembilan )  

Bulan Muhharam/suro/Asyura

Merupakan bulan awal dari tahun hijryah dan tahun penanggalan jawa. dimana ditahun baru diharapkan kita mengingat apa yang telah kita lakukan di1 tahun yang lalu serta merencanakan apa yang akan dilakukan tahun kedepan.
Dibulan muharram telah banyak mukjizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi dan rasul di agama islam . Begitu banyak kemulyaan dan keajaiban yang telah di turunkan di bulan muharram maka SH terate berharap pada bulan muharram ini setiap warga baru yang disyahkan menjadi anugrah dan keajaiban yang diturunkan oleh Yang Maha Kuasa
" Memayu Hayuning Bawono Ing Bumi Pertiwi "
*****

Aspek Dasar PSHT

dalam Rangka pembentukan manusia yang berbudi luhur tinggi dan benar, persaudaraan setia hati terate mendidik siswa dan warganya dalam lima aspek yaitu :

  1. PERSAUDARAAN
  2. OLAHRAGA
  3. KESENIAN 
  4. BELADIRI
  5. KEROHANIAN


PERSAUDARAAN
apabila rasa persaudaraan telah tertanam pada setiap dada warga PSHT sebagai lambang maupun diri pribadi sebagai warga.
  • Berkedudukan sederajat denganrasa tulus dan ikhlas terhadap sesama mahluk tuhan yang maha esa dedalam pencak silat diwujudkan dalam gerakan pembukaan
  • saling menghargai, saling membutuhkan, saling kasih sayang dan saling bertanggung jawab.
  • ditanamkan jiwa yang besar yaitu saling memaafkan
Hal-hal yang perlu dijaga dalam pemeliharaan PERSAUDARAAN ynag kekal abadi:
  • tidak boleh bertindak sewenang-wenang antara saudara tua kepada saudara muda maupun sebaliknya
  • tetap selalu berpedoman kepada ajaran-ajaran PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE yang berlaku
  • tidak boleh merasa paling super ( ojo sok rumongsi biso nanging sing biso romongso )
  • apabila berbicara dipikir dulu masak-masak, jangan asal berbicara yang dapat menyinggung perasaan orang lain ( ngomonga kanti wewaton ojo waton ngomong )
  • bersikap dewasa, prilaku terkendali sehingga tidak memutuskan Persaudaraan hanya karen masala spele
OLAHRAGA
Persaudaraan setia hati terate mengolahragakan para siswa dan warganya agar sehat dan kuat melalui latihan pencak silat yaitu membentuk urat sutera tubuh sehingga menumbuhkan gerak bawah sadar atau reflek pencak silat.

KESENIAN
didalam pencak silat terkandung pula seni- seni bela diri yaitu gerakan-gerakan yang mengandung rasa keindahan, oleh karena itu persaudaraan setia hati terate berupaya menggabungkan seni bela diri dengan seni tari, seni musik atau yag lainnya dengan demikian persaudaraan ikut melestarikan budaya-budaya nusantara.

BELA DIRI
pencak silat adalah salah satu ajaran PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE dalam tinggkat pertama berintikan seni olahraga yang mengandung unsur pembela diri yang bersumber pada budaya asli bangsa indonesia, pencak silat sebagai unsur bela diri digunakan dalam rangka mempertahankan keselamatan, kehormatan, dan kebahagiaan, serta untuk mempertahankan kebenaran setiap penyerangan.

KEROKHANIAN
pendidikan kerohanian mengarah kepada kebesaran jiwa setiap warga PSHT dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangannya, pemberian bekal kerokhanian dan terciptanya keseimbangan antara raga dan jiwa, sekuat dan setinggi apapun kemampuan bela diri jika tidak diimbangi kekuatan rohani menjadi orang sombong,

*****

TIRAKAT ORANG SH TERATE


Oleh: H. Tarmadji Boedi Harsono,SE
Kunci keberhasilan hidup itu sebenarnya hanya satu. Kalau kita dikasihi Allah SWT, hidup kita akan bahagia. Hanya manusia itu kurang bersyukur. Kita kadang-kadang hanya ngersulo (mengeluh), larut dalam kekecewaan. Dan kikir dalam berterima kasih. Tidak pernah puas dengan dengan apa yang sudah di dapat. Selalu merasa kurang dan kurang.
Di SH Terate tidak ada ajaran mengeluh. Tidak ada ajaran nggresulo. Kita dididik untuk menjadi orang yang pantang menyerah. Orang terate itu kalau bisa sing gedhe tirakate, harus banyak tirakat. Dalam hal apa saja. Gak kemrungsung (tenang). Tidak emosional, tidak gusar, tidak adigang adigung, adiguno (sombong).
Hari-hari orang SH Terate itu dipenuhi tirakat. Rialat dan selalu bersyukur menerima suratan Allah. Bagaimana cara orang SH Terate tirakat?
Tirakat orang SH Terate itu boleh dibilang sepanjang masa. Dalam kondisi apapun. Dalam situasi bagaimanapun. Contohnya saya ini. Saya ini yam as, ini mohon maaf. Saya orang berkeluarga. Saya punya istri, punya anak. Mestinya, sekarang ini saya mendampingi istri dan anak-anak. Tetapi mereka saya tinggal karena saya harus memenuhi kadang-kadang SH Terate. Saya tinggal istri saya sendiri, ini namanya tirakat, dalam sekala paling ringan. (saat memberi petuah ini posisi Ketua Umum SH Terate di padepokan, red).
Contoh lain, sehari ini saya sudah berniat hanya makan sekali. Biarpun saya dihadapkan makanan dari manapun saya tidak beli, saya tidak akan makan. Ada lagi contoh tirakat yang lain. Misalnya, selama satu minggu saya tidak akan makan kecuali jam 6 sore, saya baru makan. Kemudian malamnya saya berniat tidur paling lama 4 jam , besuknya lagi juga sudah tidak makan. Ini namanya jarang-jarangi, atau ngurang-ngurangi.
Niatnya bagaimana? Tidak perlu macam-macam. Niat tirakat untuk menjaring kasih Allah. Biar dikasihi Allah. Disayang Allah. Dengan begitu, kita akan merasa dekat dengan Allah. Sehingga hati ini merasa tenteram. Gelombang apapun yang dihadapi, dia akan mesem, gak akan gentar.
Tapi sayangnya orang sekarang ini sukanya instant. Seperti mie instant. Pingin makan mie tinggal masukkan ke gelas tuangkan air jadi mie, dan langsung makan tidak mau repot-repot. Tidak mau nanam dulu, tapi ingin langsung panen. Kalau mau nandur, mau nanam, hanya sedikit, tapi ingin panen yang banyak. Lho kalau begini, kamus dari mana kita bisa panen. Ndak ada kamus orang ndak mau nananm kok panen.
Kehidupan ini tersusun dari jalanan proses yang saling kait mengait. Sebelum hujan, prosesnya diawali dengan mendung. Sebelum malam, prosesnya diawali dari pagi dulu, kemudian siang, sore dan malam. Proses ini harus dilalui. Jangan seperti ingin makan mie instant. Dan kalau toh ingin makan mie instant, kita kan harus bekerja dulu agar dapat uang, kemudian dibelikan mie instant. Tidak serta merta, mie instant tersaji di depan mata, begitu kita menginginkannya.
Jadi kalau kita menginginkan sesuatu, harus berani tirakat. Berusaha keras, melalui tahapan demi tahapan. Melalui proses. Jangan hanya diam, duduk berpangku tangan dan hanya berdo’a saja. Laku itu tidak pas untuk orang SH Tetate. Kita tidak diajari seperti itu.
Kemudian, yang tidak boleh dilupakan, setiap proses membutuhkan keseimbangan keharmonisan. Sesuatu yang tidak seimbang, pasti menimbulkan dampak kurang baik. Karenanya, dalam kita bertirakat, keseimbangan proses ikhtiar lahiriah dan bathiniah harus dijaga. Tidak boleh berat sebelah.
Didikan di SH Terate itu mendidik jiwa. Yang kita bangun adalah jiwa itu butuh waktu. Butuh kesabaran dan kesempatan. Tidak sehari dua hari jadi. Tidak seperti membalik telapak tangan. Membangun fisik kuat bisa diformat dalam waktu sebulan dua bulan. Contohnya, melatih atlet. Melatih atlet bisa diformat dalam tenggang waktu tertentu. Dengan standarisasi. Tapi, membangun jiwa, memasukkan ajaran budi luhur, butuh waktu panjang dan terus menerus. Nah, yang kita bangun itu kedua-duanya. Jiwa dan raga. Lahiriah dan bathiniah. Kita diarahkan menjadi manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinan persaudaraan kekal abadi.
Bagaimana orang berbudi luhur itu? Paling mudah orang berbudi luhur itu tidak dakwen salah open. Kita dididik untuk tidak mencampuri persoalan orang lain. Kita tidak usil. Selalu berfikiran positif.
Contohnya, ada kadang (warga SH Terate, red) datang ke rumah saya. Biarpun saya tahu dia berkeluarga, datang membawa anak wanita, saya tidak rebut, tidak akan nanya siapa perempuan itu. Kecuali kadang itu sendiri memperkenalkan. Paling banter saya hanya akan nanya, kepentingan apa dik.
Ini salah satu didikan kita. Kita tidak mau mencampuri urusan orang lain. Kecuali kalau orang itu, kadang itu minta saya menyelesaikan masalahnya. Minta tolong. Baru saya mohon maaf mengorek keterangan awal, sebagai bahan acuan dasar untuk mencarikan solusi atau jalan keluar.
Orang budi liuhur itu orang yang tidak iri dengki atas keberhasilan orang lain. Misalnya, ada orang lain bisa masuk pegawai negeri. Kita lantas dengki iri dan menduga-duga, ah itu berhasil karena membayar uang, istilahnya nyogok. Ndak boleh itu. Yang harus kita lakukan adalah, ikut senang melihat kadang SH Terate berhasil. Seneng jika melihat bisa beli mobil.
Jadi kita tabu ngurusi dan mencampuri urusan orang lain. Sebab itu akan membuat kita jadi resah sendiri. Hati jadi tidak tenang, tidak damai. Pancarkan sinar kasih. Yang ada di hati nurani kita hanya prasangka baik. Prasangka luhur. Sehingga, keluarnya pun luhur. Omong ya enak didengar. Gampang dimengerti. Ibarat ceret, kalau air dalam ceret itu jernih, ceretnya juga sering dibersihkan, dilap, keluar air dari gagangnya juga jernih. Tapi kalau airnya keruh, ceretnya tidak pernah dirawat, keluarnyapun keruh. Omong urakan seenaknya sendiri. Sikapnya juga urakan. Gak ngerti umpan papan (tidak paham situasi dan kondisi, red). Dupeh iso gelut (merasa memiliki kemampuan bisa berkelahi, red) tidak menghargai orang lain. Merasa dirinya paling super.
Yang saya sebut di atas itu, tirakat bathin. Karena batin kita juga butuh tirakat. Tirakat paling sederhana, selalu berpikiran baik pada orang lain. Gak demen ngrasani. Tidak suka mengumpat atau menggunjing. Jika ini yang kita lakukan, hati kita jadi bersih. Resik. Dan sihing Gusti Allah, pasti akan turun menyertai kehidupan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar